INTERNAL
CONTROL
The
Sarbanes-Oxley Act of 2002 (SOX) membuat banyak perubahan dalam segala aspek
atas proses pembuatan laporan keuangan. Salah satu perubahan adalah persyaratan
atas manajemen untuk menyediakan laporan yang berisi adanya penilaian atas internal control dalam laporan keuangan. Hal
mengenai penilaian atas internal control dicantumkan dalam undang undang
Sarbox section 404.
Disini
tidak membahas mengenai isi dari Sarbox 404, tetapi akan dibahas mengenai
internal control menurut COSO. Pada tahun 1985
COSO (Committee of Sponsoring Organizations) dibentuk untuk mensponsori
Komisi Nasional atas kecurangan laporan keuangan, dengan mempelajari &
melaporkan faktor - faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecurangan laporan
keuangan.
COSO
terdiri dari 5 lembaga professional keuangan di Amerika Serikat yaitu :
•
The
Institute of Internal Auditors
•
American Institute of Certified Public
Accountants
•
American Accounting Association
•
Institute of Management Accountants
•
Financial
Executives Institute
Sejak
awal dibentuk, COSO telah memperluas misinya dalam meningkatkan kualitas
laporan keuangan dengan fokus pada corporate governance, ethical practices dan
internal control. Bagian dari misi terpenting tersebut adalah bertujuan
mengembangkan pedoman dalam internal control. Pada tahun 1992, COSO menerbitkan
Internal
Control – Integrated Framework, dengan menetapkan kerangka kerja
untuk internal control & menyediakan alat-alat evaluasi agar dapat
digunakan oleh perusahaan dan organisasi dalam mengevaluasi system control
mereka.
COSO
menetapkan ada 5 komponen Internal control yaitu :
1.
Control
enviroment (lingkungan Pengendalian)
2.
Risk assessment (Penilaian resiko )
3.
Control activities (aktivitas Pengendalian)
4.
Information and communications (Informasi & komunikasi)
5.
Monitoring (Pengawasan)
Gambar
piramida dibawah ini menunjukkan hubungan antara ke 5 elemen internal control
Sedangkan
internal control sendiri memiliki 4
tujuan (Objective) yaitu :
•
O perations are Effective & Efficient (Kegiatan
operasional yang efektif & efisien)
•
C ompliance with Laws & Regulation ( Dipatuhinya hukum
& peraturan )
•
F inancial & Management Reporting –Reliable (Laporan
keuangan & management yang dipercaya)
•
S afeguard Assets (
keamanan asset )
Definisi Internal
Control:
Suatu Proses
COSO
mendefinisikan internal control adalah suatu proses. Ketika melakukan evaluasi
internal control, harus diingat bahwa yang dievaluasi adalah proses, bukan
outcome (hasil). Suatu proses yang efektif adalah lebih seperti menuju kearah hasil
yang diinginkan. Suatu hasil yang tidak diinginkan dapat menunjukan suatu
proses yang sedang terjadi. Namun, bahwa ada hubungan langsung mungkin saja
tidak selalu benar. Mungkin telah terjadi kesalahan internal control yang dapat
disebabkan oleh hal lain dari pada proses yang sedang terjadi.
Arah Pendekatan –
Tujuan Bisnis
Kerangka
kerja COSO melihat internal control sebagai bangunan yang utuh pada proses
bisnis suatu organisasi, dan bukan sebagai komponen terpisah pada aktivitas bisnis suatu perusahaan.
Dalam
membangun internal control, management diharuskan melakukan 4 hal :
- Establish business objectives/ Menetapkan tujuan usaha . Dalam hal ini, tujuan bisnis berhubungan dengan laporan keuangan
- Identify the risks to achieving those objectives/ Identifikasi resiko dalam mencapai tujuan
- Determine how to manage the identified risks./ Menetapkan bagaimana mengelola resiko yang telah teridentifikasi
- Where appropriate, establish control objectives as a way to manage certain risks/ Apabila diperlukan, menetapkan tujuan pengendalian sebagai cara untuk mengelola risiko tertentu. Pengendalian yang dilakukan oleh individu dirancang & diterapkan sesuai dengan tujuan pengendalian yang telah ditetapkan.
Internal
control tidak memiliki nilai intrinsik, dan akan bernilai hanya pada tingkatan
dimana pengendalian memungkinkan suatu entitas mencapai tujuannya. Efektivitas
pengendalian internal dinilai berdasarkan seberapa baik suatu entitas mencapai
tujuan yang ditetapkan.
Flexible, Adaptable,
No One-Size-Fits-All Approach
Kerangka
kerja COSO tidak kaku, pendekatannya bersifat memberi pedoman untuk internal
control. Ini berarti suatu perusahaan akan berbeda dengan perusahaan lain dalam
mengontrol bisnis mereka. Karena keadaan yang berubah dalam suatu organisasi,
maka internal control harus di rancang dalam menghadapi perubahan & tetap
efektif dalam lingkungan dinamis. Kenyataannya salah satu tujuan utama dari
komponen internal control yaitu “Monitoring” adalah menilai kualitas dari
kinerja system dari waktu ke waktu, mengakui bahwa keadaan akan berubah.
Reasonable Assurance /
Jaminan yang wajar
COSO
mengakui adanya keterbatasan dalam internal control. Seberapapun bagusnya
dirancang dan dilaksanakan, internal control hanya dapat memberikan jaminan
yang wajar bahwa sasarannya akan tercapai.
Faktor Manusia
COSO mengakui bahwa internal control menjadi efektif
karena faktor manusia. Dokumentasi atas control adalah penting, tetapi
dokumentasi adalah bukan segalanya untuk internal control. Efektivitas internal
control tergantung pada orang yang bertanggungjawab menggerakkan elemen
pengendalian baik dari direksi maupun
karyawan.
Dari
penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian Internal Control adalah
suatu proses yang efektif dilakukan oleh dewan direksi, manajemen dan karyawan
dengan suatu design untuk menyediakan jaminan yang wajar untuk tercapainya
tujuan
1.
Control environment (Lingkungan Pengendalian)
Lingkungan
pengendalian merupakan dasar dari semua komponen internal control dan
menyediakan disiplin dan struktur. Management senior wajib mendisain pengaruh
yang positif atas kesadaran pengawasan dari para karyawan perusahaan.
Faktor
– faktor yang mempengaruhi efektifitas control
environment diantaranya yaitu :
- Integritas dan nilai etis
- Komitmen terhadap kompetensi
- Filosofi manajemen dan gaya operasi
- Struktur organisasi
- Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab
- Kebijakan dan praktek sumber daya manusia
- Dewan direksi dan partisipasi komite audit
Integritas dan nilai etis
Efektivitas internal control tidak dapat meningkat
dari integritas dan nilai etis dari senior management saja. Integritas &
nilai etis merupakan elemen inti dari lingkungan pengendalian. Hal ini
dikarenakan integritas & nilai etis mempengaruhi design, administrasi, dan
pengawasan dari komponen internal control yang lain.
Management dapat saja memberitahu banyak tentang
integritas & nilai etis. Mereka mungkin berkomitment dengan menuliskannnya
dalam suatu dokumen pernyataan. Merespon pertanyaan dan menulis kebijakan
adalah baik, tetapi efektifitas suatu lingkungan pengendalian di perusahaan
tergantung pada management action & bagaimana aksi tersebut mempengaruhi
perusahaan dari hari ke hari.
Agar
integritas management & nilai etis mempunyai dampak positif terhadap
perusahaan :
- Pemilik perusahaan & management harus secara pribadi memiliki nilai etis & perilaku standart
-
Standart perilaku tersebut wajib dikomunikasikan ke karyawan perusahaan. Dalam perusahaan kecil, komunikasi ini sering bersifat informal
-
Standart tersebut harus di reinforced (diperkuat)
Melalui
tindakan tersebut, manajemen dapat menunjukkan nilai etis dalam berbagai cara
termasuk diantaranya yaitu :
- Penanganan masalah masalah
perusahaan.
Pertimbangkan bagaimana management menangani
masalah masalah yang ada. Khususnya ketika ada biaya yang tinggi untuk
penyelesaian masalah. Contoh , misalkan senior management peduli terhadap kemungkinan
pencemaran lingkungan. Bagaimana reaksi mereka? Apakah mereka akan mencoba
menyembunyikannya, menyangkal, atau mengelak jika ditanya mengenai masalah
tersebut? Ataukah akan berusaha secara aktif mencari saran untuk bagaimana
menangani dengan baik atau kondisi tersebut?
- Penghapusan atau pengurangan
incentive & Godaan
Para karyawan mungkin ikut serta dalam ketidakjujuran,melanggar
hukum, atau perbuatan yang tidak etis dikarenakan pemilik perusahaan memberikan
imbalan/incentive atau tergoda untuk melakukannya. Penghapusan atau mengurangi
incentive/imbalan & godaan dapat menjauhkan dari perilaku yang tidak
diinginkan.
Penekanan
pada hasil, terutama pada jangka pendek akan menumbuhkan lingkungan yang
menempatkan nilai suatu kekeliruan menjadi sangat tinggi. Incentive untuk
terlibat dalam kecurangan atau praktek laporan keuangan yang diragukan termasuk
:
- Tekanan
untuk memenuhi target performance yang tidak realistis khususnya hasil jangka
pendek
- Prestasi
bagus tergantung besar kecilnya reward / imbalan
- Upper
and lower cutoffs tergantung pada rencana pemberian bonus
Godaan
bagi karyawan untuk terlibat dalam praktek praktek tidak sehat termasuk :
- Tidak
adanya atau tidak efektifnya control, seperti tidak ada pemisahan tugas yang
jelas di wilayah wilayah yang sensitif
yang akan memberikan peluang untuk mencuri atau menyembunyikan praktik –
praktik laporan keuangan yang dapat meninmbulkan pertanyaan.
- Senior
management yang tidak peduli atas tindakan yang dilakukan karyawan
- Hukuman
untuk perilaku yang tidak layak yang tidak sifnifikant atau tidak
dipublikasikan yang berakibat hilangnya nilai mereka sebagai pencegah.
- Interfensi managemen / Management
intervention
Ada
situasi tertentu dimana management intervensi dan menolak diterapkannya
kebijakan atau procedure untuk mensahkan proposal. Sebagai contoh, management
intervensi biasanya adalah adanya kepentingan untuk tidak biasanya (tidak
wajar) dan tidak standartnya transaksi
atau kejadian yang mungkin dihadapi oleh system akuntansi. Laporan COSO
merekomendasikan bahwa management menyediakan bimbingan/ panduan (guidance)
pada beberapa situasi & sering dengan intervensi untuk control. Intervensi management harus di dokumentasikan
dan dijelaskan.
Komitmen terhadap kompetensi
Kompetensi
seharusnya berhubungan terhadap pengetahuan & keahlian yang diperlukan
untuk memenuhi tugas yang terdapat dalam suatu perkerjaan. Komitment terhadap
kompetensi termasuk juga pertimbangan manajement terhadap tingkat kompetensi
tertentu atas suatu pekerjaan dan bagaimana tingkatan tersebut menerjemahkan
kedalam persyaratan keahlian dan pengetahuan
Management’s Philosophy and Operating Style / Filosofi manajemen dan gaya operasi
Filosofi management & gaya operasi mencakup
beberapa karakteristik yaitu ;
- Pendekatan senior management dalam mengambil &
mengawasi resiko busnis
- Perilaku & tindakan yang dilakukan dalam
permasalahan laporan keuangan & perpajakan
- Penekanan pada anggaran rapat, laba, dan keuangan
lainnya serta tujuan operasional
Filosofi management & gaya operasi berpengaruh
secara signifikan pada lingkungan pengendalian( Control environment), tanpa
memperhatikan pertimbangan yang diberikan pada faktor control environment yang
lain.
Struktur Organisasi
Struktur
organisasi dalam suatu organisasi perusahaan bertujuan menyediakan kerangka
kerja untuk aktivitas dalam mencapai tujuan dengan perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian & pengawasan.
Hal
yang cukup signifikan dalam struktur organisasi adalah area kunci atas wewenang
dan tanggung jawab & ketepatan
pelaporan.yang dimaksut “appropriate” sangat tergantung pada ukuran,
kompleksitas dan kebutuhan dari bisnis itu sendiri. Suatu perusahaan kecil
biasanya mempunyai struktur organisasi yang sederhana. Struktur organisasi yang
bertingkat dengan jalur pelaporan yang formal & pertanggungjawaban
dibutuhkan dalam perusahaan yang besar, tetapi untuk perusahaan kecil, bentuk
struktur ini, akan menggangu kebutuhan aliran informasi .
Assignment of Authority and Responsibility / Pendelegasian
wewenang dan tanggung jawab
Pendelegasian wewenang & tanggung jawab termasuk
diantaranya :
- Kewenangan dari hubungan pelaporan dan prosedur
wewenang
- Tingkat dimana masing masing individu dan kelompok
didorong untuk menggunakan inisiatif dalam mengatasi & memecahkan masalah
- Pembentukan batasan kewenangan
- Kebijakan-kebijakan yang sesuai dengan bisnis yang
dijalankan
- Ketersediaan sumber daya dalam membantu pelaksanaan
tugas
pemberian
wewenang dan tanggungjawab sering dirancang untuk mendorong inisiatif individu,
dalam batas- batas tertentu. Pendelegasian wewenang berarti menyerahkan kontrol
pusat dari keputusan bisnis tertentu untuk eselon yang lebih rendah, kepada
orang-orang yang paling berhubungan dengan transaksi bisnis sehari-hari. Sebuah
tantangan kritis adalah untuk mendelegasikan hanya sebatas yang diperlukan
untuk mencapai tujuan. Dalam melakukan hal tersebut, diperlukan kepastian bahwa
resiko yang dapat di terima/tolerir adalah berdasarkan praktik-praktik
identifikasi & minimalisasi resiko, termasuk mengukur resiko dan
menimbang potensi kerugian atau
keuntungan di saat pengambilan keputusan bisnis yang baik.
Tantangan
lain adalah memastikan bahwa semua personel memahami tujuan perusahaan. Adalah
penting bahwa setiap individu tahu bagaimana tindakannya saling berhubungan dan
berkontribusi terhadap pencapaian tujuan. Lingkungan pengendalian sangat
dipengaruhi oleh sejauh mana individu menyadari bahwa mereka akan dimintai
pertanggungjawaban. Hal ini berlaku sampai ke CEO, yang harus bertanggung jawab
kepada dewan direksi dan siapa yang memiliki tanggung jawab utama untuk semua
kegiatan dalam organisasi, termasuk sistem pengendalian intern.
Human Resource Policies and Practices / Kebijakan & Praktek
SDM
Kebijakan
&praktek dalam pengelolaan SDM berpengaruh terhadap ketercukupan tenaga
kerja dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan. Kebijakan
& praktek SDM ini seperti kebijakan perusahaan dalam prosedur perekrutan,
program magang, pelatihan, evaluasi, counseling, promosi, kompensasi &
tindakan perbaikan. Di beberapa perusahaan, kebijakan yang diterapkan bisa saja
tidak diformalkan, tetapi tetap ada dan dikomunikasikan. Sebagai contoh, dalam
sebuah perusahaan skala kecil, manager senior
mungkin hanya secara lisan menyampaikan keinginan tentang kriteria calon
karyawan yang akan direkrut untuk mengisi posisi yang lowong dan mungkin juga ikut
aktif dalam proses perekrutan tersebut. Kebijakan pendokumentasian yang bersifat formal tidak selalu dibutuhkan
dan perekrutan tetap dapan berjalan dengan efektif.
Adanya
standar dalam mempekerjakan calon karyawan yang paling memenuhi syarat, dengan
penekanan pada latar belakang pendidikan, pengalaman kerja sebelumnya, prestasi
masa lalu, dan bukti integritas dan perilaku etis, menunjukkan komitmen
perusahaan kepada karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya. Praktek
perekrutan bersifat formal seperti proses interview yang mendalam & informative
serta pemberian gambaran sejarah perusahaan, budaya dan gaya operasional memberikan pesan bahwa perusahaan berkomitmen kepada karyawannya.
Kebijakan
HRD yang mengkomunikasikan peran & tanggung jawab calon karyawan dan
memberikan kesempatan pelatihan mengindikasikan adanya tingkat kinerja dan perilaku calon
karyawan dari perusahaan. Rotasi
karyawan & promosi secara berkala berdasarkan penilaian kinerja menunjukkan
komitmen perusahaan untuk kenaikan jenjang karir karyawan untuk memegang
tanggung jawab yang lebih tinggi. Program kompensasi yang competitive termasuk
insentive bonus memotifasi & memperkuat kinerja. Tindakan disiplin
memberikan pesan bahwa perilaku yang melanggaraturan tidak ditolerir.
2.
Risk assessment ( Penilaian Resiko )
Seperti yang
dijelaskan sebelumnya, kerangka kerja COSO menganggap pengendalian internal dalam konteks tujuan perusahaan dan risiko untuk mencapai tujuan tersebut.
Gambar dibawah ini menggambarkan proses penilaian resiko. Pada step 1 – 4 adalah bagian dari komponen
penilaian resiko, dan step 5 & 6 merupakan bagian dari aktivitas
pengendalian perusahaan.
Perusahaan
harus peduli dan sepakat untuk menghadapi resiko yang ada. Perlu dibuat tujuan
yang terintegrasi melalui semua nilai
rantai aktivitas (chain activities) yang ada, sehingga perusahaan beroperasi
dengan baik. Setelah tujuan ditetapkan, perusahaan selanjutnya harus
mengidentifikasi risiko untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut dan menganalisis
serta mengembangkan cara-cara untuk mengelolanya.
Berikut
ini adalah tahapan proses penilaian resiko
Berikut
ini adalah beberapa contoh resiko :
- Perubahan dalam lingkungan
- Personil yang baru
- Sistem informasi yang baru atau yang berubah
- Pertumbuhan yang cepat
- Teknologi baru
- Lini produk/aktivitas yang baru
- Restrukturisasi korporate seperti misalnya penggabungan perusahaan (merger)
- Operasional di luar negeri
Bersambung..
REFERENSI:
HOW
TO COMPLY WITH SARBANES-OXLEY
SECTION
404 - ASSESSING THE EFFECTIVENESS OF INTERNAL CONTROL
THIRD
EDITION
Michael
J Ramos
JOHN WILEY & SONS, INC.
2007
sangat berguna terimakasih
BalasHapusselamat malam mas, saya suka dengan tulisan mengenai COSO ini, apakah tidak ada lanjutannya? Terimakasih :)
BalasHapusmaaf baru balas..ada tapi belum sempat saya translate kan krn kesibukan.
Hapusterimakasih. sangat bermanfaat
BalasHapus